Oleh: Egi Rahmawan
Memutuskan jadi penikmat Melancholic Bitch bukan sesuatu yang mudah. Jika saja “kesabaran dan kesungguhan pasti membuahkan hasil” mungkin artikel ini adalah buktinya. Band yang terbentuk sejak 1999 bernama On Genealogy of Melancholia. Lalu segelintir orang menyingkatnya menjadi “Melbi” dianggap sebagai panggilan yang genit. Ugo menerima dengan bangga dan mengakui bahwa mereka sepenuhnya genit.
“Demikianlah, nama itu membuat kami bisa mengejek diri dengan blak-blakan dan mudah, sehingga kami bisa terus bergerak ke titik berikutnya pula dengan mudahnya.”
Satu tahun setelah pembentukan, beberapa personel seperti Teguh Hari Prasetya, Septian Dwirima, Yennu Ariendra, Richardus Ardita, dan Pierna Harris bergabung dalam band ini.
Menyusuri Melbi
Band ini dikenal sebagai entitas musik yang kerap dianggap sebagai band “mitos”, dimaksudkan karena peredarannya kadang hilang atau tiba-tiba datang. Alasannya sederhana, semua memiliki kesibukan masing-masing. Ada yang mengemban pendidikan, ada yang sibuk dengan proyek teaternya juga proyek musik lain.
Beberapa album yang dirilis mulai dari “Anamnesis (2005)” dianggap Melbi sebagai praktik medis, mungkin ini bagian dari refleksi sebelum akhirnya diagnosis rencana perawatan untuk kesembuhan. Jika saja The Cure punya banyak lagu menguras air mata, namun Melbi melihat lebih jauh perilaku manusia dan menguatkan agar tidak menyesali keputusan, meminta bernafas sebanyak mungkin dalam kesakitan, merangkak berusaha untuk melawan kekhawatiran dengan cara apapun, meyakinkan bahwa akan ada seseorang yang menyembuhkan atau mungkin memilih mati dan mengambil kuburan yang terbaik.
Asumsi (General Summary) menjadi keterangan pada nomor paling awal di album ini “Departemental Deities and The Other Verse” adalah kumpulan puisi karya Roy Campbell , penyair dan penulis drama asal India.
“Balada Joni dan Susi (2009)” bisa dibilang puncak kesuksesan Melbi. Pengakuan ini dibuktikan atas penghargaan satu dari 20 Album Terbaik Indonesia versi majalah Rolling Stone Indonesia. Album berisikan cerita menarik 2 tokoh “Joni dan Susi” berjarak umur 2 tahun. Bergegas untuk mengejar kehidupan, mereka memilih kawin lari. Bulan madu berdayung sampan di kanal Venesia, melupakan rencana kebahagiaan untuk singgah di Oslo, Budapest, Cape Town bahkan Nanking sebab jatuh miskin. Joni meyakinkan Susi dengan caranya sendiri untuk sehidup-semati.
Susi kelaparan, Joni bergegas mencuri roti dan apel, sial Joni tertangkap dan masuk Televisi. “Dinding berbisik, pelan berbisik. Curilah roti” dari track Dinding Propaganda menyambungkan “rumah terkurung dalam kotak gelas” pada track “Menara” metafora Joni terkekang atas perasaan dan keterbatasan pilihan. Pernyataan literal lirik “sementara televisi datang lebih cepat dari ambulan” gambaran situasi relevan untuk saat ini. Konyol! Tapi begitu benar.
EP bertajuk “Lagu-lagu Yang Tidak Bisa Dipercaya (2011). Berisikan 4 lagu :
- Taman Bermain Waktu (Lagu Boikot Untuk Pasifis)
- Kabar Dari Tepi Atap Gedung Pencakar Langit
- Elephant Songs (In Search For Muderers)
- Migrate
EP ini tidak dirilis secara resmi karena Melbi merasa Taman Bermain Waktu terlalu pasif untuk era yang genting kala itu. Lalu Kabar Dari Tepi Atap Gedung Pencakar Langit adalah lagu yang ditulis saat keadaan mental teramat jenuh dan bosan, Melbi tidak ingin mereka tak bisa mempertanggungjawabkannya. Sedangkan dua track terakhir yang dibuat terpaksa “dibuang” karena mereka sedang fokus pada “Balada Joni dan Susi”. EP yang berisikan lagu-lagu dengan lirik tidak terdengar jelas dan ketidaksempurnaan tata suara itu bisa didengar disini.
Berikutnya album NKKBS Bagian Pertama 2017 dirilis setelah mereka mengeluarkan single Bioskop, Pisau Lipat pada bulan sebelumnya. Singkatan NKKBS Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera sebuah jargon politik orde baru. Semua judul lagu terdiri atas dua kata dan koma, kecuali pada “Lagu Untuk Resepsi Pernikahan”. Plot besar berisikan tentang berkeluarga beserta dinamika peristiwanya, backing alto manis kala Nadya Hatta mengharmonikan setiap emosi Ugo yang terdengar pelik.
Membicarakan fungsi televisi dan radio zaman dulu dalam keluarga saat itu hingga saat ini. Sangat relevan bagi saya yang masih mendengar cerita mendapatkan hasil skor pertandingan sepak bola dari radio atau berita lainnya.
penggalan lirik “radio mengumumkan kematian harga cabai/ bahan bakar minyak dicampur air untuk obat” memutar balik keterbatasan emosi dan pengetahuan saya. Lalu jika saja cara pandang sosial saat itu masih relevan hingga saat ini, apa kabarnya dengan penggalan
Ada guru Pendidikan Moral Pancasila
Di hari perkawinanmu
Di ranjang tempat kau bercumbu
Ia tidak senang mendapati istrimu tak lagi perawan
Terus menghantui sepanjang hidupmu
Sebab kau tak peduliSaat dia dulu mati bunuh diri
Setelah hutang menggunung
Kalah judi, kalah judi
Lirik cerdas, tajam dan berkarat atas ketidaknyamanan pandangan sosial ini masih relevan. Namun kesimpulannya album ini hanya bagian dari refleksi setiap personal dan mayoritas hubungan keluarganya pada saat itu-hingga saat ini.
Melancholic Bitch resmi mengganti namanya menjadi Majelis Lidah Berduri efektif per tanggal 11 November 2022 membebaskan sebutan Melbi sebagai singkatan dan akan merilis album dibawah naungan Majelis Lidah Berduri.